Menjaga Kesehatan Mental Remaja di Tengah Pengaruh Toxic Positivity

Di era media sosial dan keterhubungan digital yang semakin mendalam, remaja sering kali menghadapi tekanan besar untuk selalu tampak bahagia, sukses, dan tidak terpengaruh oleh masalah hidup. Hal ini sering kali diperburuk dengan fenomena yang dikenal sebagai “toxic positivity.” Toxic positivity merujuk pada tekanan untuk terus berpikir positif, bahkan dalam situasi yang tidak mendukung, yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan mental, terutama di kalangan remaja. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental remaja di tengah pengaruh toxic positivity menjadi sangat penting.

Apa Itu Toxic Positivity?

Toxic positivity adalah pandangan atau sikap yang menekankan bahwa kita harus selalu berpikir positif dan mengabaikan atau menekan perasaan negatif, seperti kesedihan, marah, atau kecemasan. Dalam konteks remaja, toxic positivity dapat muncul ketika mereka merasa terpaksa untuk selalu tampil bahagia atau merasa malu untuk menunjukkan sisi rentan mereka.

Pesan yang muncul dari lingkungan sekitar, terutama media sosial, sering kali menekankan bahwa segala sesuatu harus dilihat dari sisi positif, meskipun ada masalah atau tantangan yang nyata dihadapi. “Jangan mengeluh,” “Tetap positif,” atau “Cobalah untuk bahagia,” adalah beberapa ungkapan yang sering terdengar dan bisa membuat remaja merasa tertekan.

Baca juga:

Cara Menghadapi Tekanan Sosial di Media Sosial dan Menjaga Kesehatan Mental Remaja

Dampak Negatif Toxic Positivity pada Kesehatan Mental Remaja

Toxic positivity tidak hanya berfokus pada perasaan positif yang sehat, tetapi juga berusaha menekan perasaan negatif yang normal dan wajar dalam kehidupan. Ketika remaja merasa tertekan untuk selalu tampak positif, mereka mungkin akan menahan perasaan negatif mereka, yang bisa menyebabkan stres, kecemasan, atau bahkan depresi.

Beberapa dampak dari toxic positivity pada remaja antara lain:

  1. Menekan Emosi yang Seharusnya Dikeluarkan: Remaja yang merasa bahwa mereka harus selalu bahagia atau positif cenderung menekan perasaan sedih atau kecewa, yang seharusnya bisa dikeluarkan sebagai bagian dari proses penyembuhan.

  2. Meningkatkan Perasaan Kesepian: Ketika mereka merasa tidak bisa menunjukkan sisi rentan mereka, remaja bisa merasa kesepian dan terisolasi, karena mereka merasa bahwa orang lain tidak bisa memahami apa yang mereka alami.

  3. Ketergantungan pada Persepsi Diri yang Sempurna: Media sosial sering kali menampilkan gambaran hidup yang ideal dan sempurna, yang dapat memicu perasaan tidak cukup baik atau tidak cukup bahagia bagi remaja.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja di Tengah Toxic Positivity

  1. Mendorong Keberanian untuk Menunjukkan Perasaan Sejati

Penting bagi orang tua dan pendidik untuk menciptakan ruang aman di mana remaja merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Mengajarkan mereka bahwa perasaan negatif adalah hal yang wajar dan harus dihadapi, bukan disembunyikan, dapat membantu mereka mengelola emosi dengan lebih sehat.

  1. Menanamkan Pentingnya Keseimbangan dalam Berpikir

Alih-alih mendorong remaja untuk hanya fokus pada sisi positif, bantu mereka untuk melihat situasi secara lebih realistis dan seimbang. Menyadari bahwa kehidupan memiliki pasang surut dan perasaan negatif adalah bagian dari proses untuk tumbuh dapat memberikan perspektif yang lebih sehat.

  1. Mengurangi Ekspektasi yang Tidak Realistis dari Media Sosial

Sosialisasi digital dapat memperburuk tekanan pada remaja untuk selalu tampil sempurna. Cobalah untuk mengurangi waktu layar atau bimbing remaja untuk lebih sadar akan dampak yang ditimbulkan oleh media sosial terhadap kesehatan mental mereka. Ingatkan mereka bahwa apa yang mereka lihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

  1. Memberikan Dukungan yang Dapat Dipercaya

Setiap remaja memerlukan seseorang yang bisa mereka percayai dan dengan siapa mereka bisa berbicara tentang masalah mereka. Sebagai orang dewasa atau teman, penting untuk menunjukkan empati dan mendengarkan tanpa memberikan solusi instan atau perasaan terpaksa untuk berpikir positif.

  1. Mengajarkan Mindfulness dan Teknik Relaksasi

Teknik mindfulness dan relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam dapat membantu remaja untuk lebih sadar dan menerima perasaan mereka tanpa merasa harus menekannya. Ini akan memberi mereka alat untuk mengelola stres dan kecemasan secara sehat.

Toxic positivity bisa memberikan tekanan yang tidak perlu pada remaja, sehingga mereka merasa harus selalu bahagia dan positif, meskipun sedang menghadapi tantangan. Dengan mendukung mereka untuk menerima seluruh spektrum emosi, menciptakan ruang untuk ekspresi diri yang sehat, dan mengurangi tekanan dari media sosial, kita bisa membantu mereka menjaga kesehatan mental yang lebih baik. Mengajarkan remaja untuk mengelola emosi secara realistis akan memberi mereka kekuatan untuk berkembang dan menjalani hidup dengan lebih seimbang dan sehat.

Makanan Bergizi Gratis di Bulan Ramadhan: Apakah Kamu Sudah Tahu Cara Mendapatkannya?

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah, bukan hanya untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga untuk berbagi kebaikan dengan sesama. Banyak orang mungkin berpikir bahwa mendapatkan makanan bergizi selama Ramadhan itu sulit, apalagi bagi mereka yang memiliki keterbatasan. Namun, tahukah kamu bahwa ada banyak cara untuk mendapatkan makanan bergizi gratis di bulan suci ini? Yuk, simak bagaimana kamu bisa mendapatkannya!

1. Program Berbuka Puasa Gratis (Takjil)

Selama bulan Ramadhan, banyak masjid dan komunitas yang menyediakan takjil atau makanan berbuka puasa secara gratis. Bahkan, beberapa restoran juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Biasanya, makanan yang disediakan cukup bergizi karena disesuaikan dengan kebutuhan berbuka puasa yang sehat. Cukup datang tepat waktu dan kamu bisa mendapatkan makanan gratis yang bergizi dan menyehatkan.

2. Bantuan Sosial dari Pemerintah dan Organisasi Sosial

Di beberapa daerah, pemerintah atau organisasi sosial sering memberikan bantuan sembako bagi warga yang membutuhkan. Paket bantuan ini umumnya berisi bahan makanan pokok dan kadang-kadang juga dilengkapi dengan makanan bergizi untuk berbuka puasa. Kamu bisa mencari informasi mengenai program-program ini melalui media sosial atau mendatangi kantor kelurahan setempat.

Baca juga:Tips Berpuasa Sehat dan Tetap Bugar

3. Donasi dari Individu atau Kelompok Masyarakat

Tidak jarang, ada individu atau kelompok masyarakat yang mengadakan kegiatan berbagi untuk warga yang membutuhkan selama Ramadhan. Beberapa kelompok juga menyediakan makanan berbuka puasa secara gratis. Kamu bisa bergabung dengan kegiatan seperti ini atau bahkan mencari informasi tentang lokasi-lokasi yang menyediakan makanan gratis. Biasanya, kegiatan berbagi ini dilakukan di masjid, tempat ibadah, atau taman kota.

4. Kampanye Makanan Sehat di Bulan Ramadhan

Beberapa lembaga atau organisasi non-pemerintah yang peduli dengan kesehatan masyarakat sering mengadakan kampanye untuk memberikan makanan bergizi kepada masyarakat selama Ramadhan. Mereka biasanya bekerja sama dengan restoran atau catering untuk menyediakan makanan sehat yang dapat memenuhi kebutuhan gizi para penerima. Jangan ragu untuk mencari tahu lebih lanjut dan bergabung dalam kegiatan ini.

5. Program Jaring Pengaman Sosial dari Lembaga Swadaya Masyarakat

Ada juga banyak lembaga swadaya masyarakat yang menjalankan program jaring pengaman sosial dengan memberikan bantuan makanan kepada masyarakat yang kesulitan, terutama saat bulan Ramadhan. Bantuan ini sering kali mencakup makanan sehat yang bisa membantu mereka yang membutuhkan selama berpuasa. Coba cek komunitas-komunitas yang ada di sekitar kamu untuk bergabung dalam kegiatan berbagi ini.

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah, dan mendapatkan makanan bergizi gratis selama Ramadhan bukanlah hal yang mustahil. Banyak program sosial, kegiatan berbagi, dan kampanye makanan sehat yang dapat membantu mereka yang membutuhkan, terutama di bulan suci ini. Jadi, pastikan untuk mencari informasi dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan makanan bergizi, sambil berbagi kebaikan dengan sesama.

Kesehatan Mental yang Seimbang

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dengan stres yang semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari, menjaga kesehatan mental menjadi hal yang sangat vital. Berikut adalah 4 tips yang dapat membantu Anda menjaga kesehatan mental agar tetap seimbang dan positif.

1. Praktikkan Mindfulness dan Meditasi

Sahabat Digital - BNI Life

Mindfulness adalah teknik yang membantu kita untuk fokus pada saat ini, mengurangi kecemasan yang berlebihan tentang masa lalu atau masa depan. Cobalah untuk meluangkan waktu setiap hari untuk berlatih meditasi, yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Dengan berfokus pada pernapasan atau perasaan Anda saat ini, Anda dapat mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang.

2. Jaga Koneksi Sosial

Penyebab Koneksi Internet Tidak Stabil di Saat Hujan – Flynet

Hubungan sosial yang positif sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Terhubung dengan teman, keluarga, atau bahkan komunitas yang mendukung dapat membantu Anda merasa lebih dihargai dan diingat. Jangan ragu untuk mencari dukungan ketika merasa kesulitan atau membutuhkan saran. Percakapan yang mendalam dengan orang yang Anda percayai dapat mengurangi perasaan terisolasi dan meningkatkan kebahagiaan.

3. Terapkan Pola Hidup Sehat

PUSKESMAS PERAMPUAN - Pentingnya Menjaga Pola Hidup Sehat: Kunci Untuk  Kesehatan Optimal

Kesehatan fisik sangat berhubungan dengan kesehatan mental. Olahraga teratur, tidur yang cukup, dan makan makanan bergizi dapat meningkatkan mood dan energi. Olahraga dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia di otak yang berperan dalam mengurangi stres dan meningkatkan perasaan bahagia. Jangan lupa juga untuk cukup tidur agar pikiran dan tubuh bisa beristirahat dengan baik.

4. Tetapkan Batas dan Kelola Stres

6 Cara Manajemen Stres yang Wajib Kamu Coba - KlikDokter

Penting untuk mengetahui kapan harus mengatakan “tidak” dan mengatur batasan yang sehat dalam kehidupan pribadi dan profesional. Jangan membebani diri dengan terlalu banyak tanggung jawab yang dapat menyebabkan stres berlebihan. Cobalah teknik manajemen stres, seperti pernapasan dalam, mendengarkan musik, atau berjalan-jalan untuk membantu meredakan ketegangan mental.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan mental adalah proses berkelanjutan yang memerlukan perhatian dan usaha. Dengan menerapkan mindfulness, menjaga hubungan sosial, menjalani gaya hidup sehat, dan mengelola stres dengan bijak, Anda dapat meraih keseimbangan mental yang lebih baik. Ingatlah untuk selalu memberi diri Anda waktu untuk beristirahat dan merawat pikiran Anda.